Genggam Corona, Belajar Penuh Asa

    Dunia berubah? Salah satu pertanyaan sederhana yang bisa memunculkan banyak jawaban. Bahkan banyak pertanyaan baru akan muncul untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu. Sama halnya dengan pendidikan, selalu ada permasalahan baru dalam berbagai keadaan. Dari permasalahan tersebutlah tercipta solusi sinkron antara permasalahan dan keadaan.


    Seperti yang kita ketahui, dunia telekomunikasi memberikan pengaruh penting dalam segala aspek kehidupan. Sejak dikenalkannya android tahun 2007 oleh Google, berbagai smartphone berbasis android mulai bermunculan. Banyak aspek kehidupan diuntungkan dengan adanya smartphone tersebut. Begitu pula dengan dunia pendidikan yang notabene merupakan konsumen dari perkembangan teknologi.
    Dewasa ini, anak usia sekolah sangat menikmati berbagai keadaan dengan smartphone mereka. Semenjak diberlakukannya pembelajaran daring di Sekolah, intensitas penggunaan smartphone menjadi semakin tinggi. Dengan pola pembelajaran baru yang harus dilakukan karena efek dari penyakit coronavirus (COVID-19) tidak serta merta membuat mereka malas belajar. Ingat, mereka adalah generasi yang masif akan teknologi. Meski harus menggunakan platform pembelajaran tertentu yang digunakan guru terasa rumit, mereka selalu bisa mengikuti dengan baik. Tak ayal kalau guru sering berganti-ganti platform pembelajaran. Sebagai peserta didik, mereka akan dengan cepat belajar menggunakan platform pembelajaran tersebut seperti layaknya bermain game.
    Sejalan dengan kebijakan baru terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ), membawa smartphone seolah-olah menjadi hal yang wajib bagi peserta didik. Belajar dimana saja dan kapan saja sudah menjadi hal yang biasa. Semua menjadi lebih praktis dan mudah. Peserta didik bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru tanpa terikat waktu dan tempat. Dengan ini semua, peserta didik bisa dengan leluasa membagi waktu belajar, bermain dan melakukan aktifitas lain.
    Dalam mencari sumber belajar baik berupa video, file maupun audio tidaklah menjadi persoalan. Berbagai mesin pencari seperti DuckDuckGo, Bing, Yahoo dan yang lainnya siap kapan saja. Bahkan Google menjadi mesin pencari sekaligus browser andalan bagi kebanyakan peserta didik. Semua informasi dapat dicari secara cepat dan instan, tergantung kata kunci yang dimasukkan pada kolom pencarian. Sedangkan Youtube akan membawa peserta didik pada sumber belajar berupa video yang siap dieksplorasi guna memperkaya pembelajaran.
    Untungnya, semua hal di atas juga bisa dikuasai guru dengan adanya banyak pelatihan maupun seminar guna meningkatkan kompetensi diri. Berbagai pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) tersedia sejalan dengan semua kebijakan terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dari yang gratis maupun berbayar dapat diikuti oleh guru maupun tenaga kependidikan tanpa terkecuali.
    Untuk melakukan komunikasi secara langsung, kita juga telah dimanjakan dengan berbagai aplikasi video conference. Seperti Zoom, Google Meet, Webex, dan Microsoft Teams bisa digunakan dalam pembelajaran Sinkron. Semua aplikasi tersebut dapat dijadikan penunjang pembelajaran bagi semua baik peserta didik maupun guru. Semua bisa digunakan hanya dengan menggunakan smartphone yang secara teknis bisa kita instal atau kita buka menggunakan browser yang tersedia di smartphone.
    Dengan semua kemudahan yang tersedia, tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti belajar. Coronavirus yang mewabah dan menjangkit banyak penduduk dunia bukanlah suatu hambatan untuk melakukan segala aktifitas pembelajaran. Tinggal kita pilih, luring, daring atau campuran dari keduanya. Rasanya semua tergantung pribadi masing-masing. Tidak ada alasan lagi kalau Coronavirus mengganggu pembelajaran. Yang perlu dilakukan hanyalah terus belajar dengan sumber daya yang tidak terbatas ini tanpa adanya rasa malas di dalam diri.

#PGRI, #KOGTIK, #EPSON dan #KGSN

https://www.gurupenggerakindonesia.com/

PROFIL

 

ARFIANTO WISNUGROHO, S.Pd

Lahir di Bantul, 9 Januari 1986. Menikah dan dikaruniai dua anak. Saat ini sedang mengajar di SMA Negeri 1 Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Pernah bergiat di Marching Band Citra Derap Bahana, Universitas Negeri Yogyakarta (2005-2009), Karang Taruna (2007-2010), Takmir Masjid Fayza Hasan (2007-2010), Penggiat Remaja Masjid (2009), Penyiar Radio Komunitas (2006-2008), Menjadi ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) TIK Aceh Selatan (2017-Sekarang). Ikut terlibat dalam pelatihan Master of Ceremony Bahasa Jawa (2009), Pelatihan Penyiaran (2006, 2007), Penulis Story Board Multimedia Pembelajaran Untuk Anak tingkat SD-SMP (2010), Juara III Guru Inklusi Berprestasi tingkat Kabupaten Aceh Selatan (2020). 

3 komentar:

  1. terima kasih sdh ikut memeriahkan lomba blog sumpah pemuda dan bulan bahasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih telah diperkenankan mengikuti perlombaan Bapak.

      Hapus
    2. Terimakasih telah diperkenankan mengikuti perlombaan Bapak.

      Hapus

Genggam Corona, Belajar Penuh Asa

     Dunia berubah? Salah satu pertanyaan sederhana yang bisa memunculkan banyak jawaban. Bahkan banyak pertanyaan baru akan muncul untuk me...

Popular Posts